📕 Musnad Darimi
Kompilasi hadis oleh Imam ad-Darimi.
Musnad Darimi | No: 81
أَخْبَرَنَا فَرْوَةُ بْنُ أَبِي الْمَغْرَاءِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُخْتَارٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ صُبُّوا عَلَيَّ سَبْعَ قِرَبٍ مِنْ سَبْعِ آبَارٍ شَتَّى حَتَّى أَخْرُجَ إِلَى النَّاسِ فَأَعْهَدَ إِلَيْهِمْ قَالَتْ فَأَقْعَدْنَاهُ فِي مِخْضَبٍ لِحَفْصَةَ فَصَبَبْنَا عَلَيْهِ الْمَاءَ صَبًّا أَوْ شَنَنَّا عَلَيْهِ شَنًّا الشَّكُّ مِنْ قِبَلِ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ فَوَجَدَ رَاحَةً فَخَرَجَ فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَاسْتَغْفَرَ لِلشُّهَدَاءِ مِنْ أَصْحَابِ أُحُدٍ وَدَعَا لَهُمْ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ الْأَنْصَارَ عَيْبَتِي الَّتِي أَوَيْتُ إِلَيْهَا فَأَكْرِمُوا كَرِيمَهُمْ وَتَجَاوَزُوا عَنْ مُسِيئِهِمْ إِلَّا فِي حَدٍّ أَلَا إِنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِ اللَّهِ قَدْ خُيِّرَ بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَ اللَّهِ فَاخْتَارَ مَا عِنْدَ اللَّهِ فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ وَظَنَّ أَنَّهُ يَعْنِي نَفْسَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكَ يَا أَبَا بَكْرٍ سُدُّوا هَذِهِ الْأَبْوَابَ الشَّوَارِعَ إِلَى الْمَسْجِدِ إِلَّا بَابَ أَبِي بَكْرٍ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ امْرَأً أَفْضَلَ عِنْدِي يَدًا فِي الصُّحْبَةِ مِنْ أَبِي بَكْرٍ
Telah mengabarkan kepada kami [Farwah bin Abu Al Maghra`] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Mukhtar] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ka'ab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] Radliyallahu'anha ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika sakit beliau: " Siramkanlah kepadaku tujuh ember air dari tujuh sumur yang berbeda-beda, sehingga aku bisa keluar kepada orang-orang untuk memenuhi janji mereka" perawi berkata: "Maka kami dudukkan beliau pada bejana milik Hafsah Radliyallahu'anha, kami siramkan atau kami tuangkan air kepadanya -keraguan redaksi kami siramkan atau kami tuangkan ini dari Muhammad bin Ishaq-, maka beliau mendapatkan ketenangan, lalu beliau keluar dan menaiki mimbar; seraya bersabda: " Kaum Anshar adalah manusia kepercayaan dan penjaga rahasiaku, tempat aku berlindung, kecuali jika mereka benar-benar melanggar hukum. Ingatlah, ada seorang hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala diberi kebebasan memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka ia memilih apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala " Lalu Abu Bakar Radliyallahu'anhu menangis, ia beranggapan bahwa ucapan nabi shallallahu 'alaihi wasallam itu dialamatkan untuk dirinya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tunggu dulu wahai Abu Bakar, tutuplah pintu-pintu jalan yang menuju ke masjid (Nabawi) kecuali pintu Abu Bakar, karena aku tidak mengenal seorang pun yang lebih utama bagiku dalam persahabatan dan pembelaan daripada Abu Bakar Radliyallahu'anhu".
Musnad Darimi | No: 82
أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أُوذِنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالصَّلَاةِ فِي مَرَضِهِ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ فَلَمَّا سُرِّيَ عَنْهُ قَالَ هَلْ أَمَرْتُنَّ أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فَقُلْتُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ رَقِيقٌ فَلَوْ أَمَرْتَ عُمَرَ فَقَالَ أَنْتُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فَرُبَّ قَائِلٍ مُتَمَنٍّ وَيَأْبَى اللَّهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
Telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Sulaiman bin Abdurrahman] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] Radliyallahu'anha ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Aallam mengizinkan untuk mengumandangkan adzan shalat, kemudian beliau bersabda: "Perintahkanlah Abu Bakar untuk mengimami orang-orang", lalu beliau jatuh pingsan. Ketika beliau siuman, beliau bertanya: "Apakah aku telah memerintahkan Abu Bakar Radliyallahu'anhu untuk mengimami orang-orang?. Lalu aku (perawi) berkata: "Bukankah Abu Bakar seorang yang lembut hingga mudah menangis, tidak sebaiknyakah baginda memerintahkan Umar saja?". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ah,, Kamu ini seperti saudara-saudara Yusuf saja, perintahkan Abu Bakar untuk mengimami orang-orang, berapa banyak orang yang berangan-angan tetapi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala dan orang-orang yang beriman tidak menginginkannya".
Musnad Darimi | No: 83
أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ فَحُبِسَ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَلَيْلَتَهُ وَالْغَدَ حَتَّى دُفِنَ لَيْلَةَ الْأَرْبِعَاءِ وَقَالُوا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَمُتْ وَلَكِنْ عُرِجَ بِرُوحِهِ كَمَا عُرِجَ بِرُوحِ مُوسَى فَقَامَ عُمَرُ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَمُتْ وَلَكِنْ عُرِجَ بِرُوحِهِ كَمَا عُرِجَ بِرُوحِ مُوسَى وَاللَّهِ لَا يَمُوتُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى يَقْطَعَ أَيْدِيَ أَقْوَامٍ وَأَلْسِنَتَهُمْ فَلَمْ يَزَلْ عُمَرُ يَتَكَلَّمُ حَتَّى أَزْبَدَ شِدْقَاهُ مِمَّا يُوعِدُ وَيَقُولُ فَقَامَ الْعَبَّاسُ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ مَاتَ وَإِنَّهُ لَبَشَرٌ وَإِنَّهُ يَأْسُنُ كَمَا يَأْسُنُ الْبَشَرُ أَيْ قَوْمِ فَادْفِنُوا صَاحِبَكُمْ فَإِنَّهُ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْ أَنْ يُمِيتَهُ إِمَاتَتَيْنِ أَيُمِيتُ أَحَدَكُمْ إِمَاتَةً وَيُمِيتُهُ إِمَاتَتَيْنِ وَهُوَ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ مِنْ ذَلِكَ أَيْ قَوْمِ فَادْفِنُوا صَاحِبَكُمْ فَإِنْ يَكُ كَمَا تَقُولُونَ فَلَيْسَ بِعَزِيزٍ عَلَى اللَّهِ أَنْ يَبْحَثَ عَنْهُ التُّرَابَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا مَاتَ حَتَّى تَرَكَ السَّبِيلَ نَهْجًا وَاضِحًا فَأَحَلَّ الْحَلَالَ وَحَرَّمَ الْحَرَامَ وَنَكَحَ وَطَلَّقَ وَحَارَبَ وَسَالَمَ مَا كَانَ رَاعِي غَنَمٍ يَتَّبِعُ بِهَا صَاحِبُهَا رُءُوسَ الْجِبَالِ يَخْبِطُ عَلَيْهَا الْعِضَاهَ بِمِخْبَطِهِ وَيَمْدُرُ حَوْضَهَا بِيَدِهِ بِأَنْصَبَ وَلَا أَدْأَبَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِيكُمْ أَيْ قَوْمِ فَادْفِنُوا صَاحِبَكُمْ قَالَ وَجَعَلَتْ أُمُّ أَيْمَنَ تَبْكِي فَقِيلَ لَهَا يَا أُمَّ أَيْمَنَ تَبْكِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ إِنِّي وَاللَّهِ مَا أَبْكِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَّا أَكُونَ أَعْلَمُ أَنَّهُ قَدْ ذَهَبَ إِلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ الدُّنْيَا وَلَكِنِّي أَبْكِي عَلَى خَبَرِ السَّمَاءِ انْقَطَعَ قَالَ حَمَّادٌ خَنَقَتْ الْعَبْرَةُ أَيُّوبَ حِينَ بَلَغَ هَا هُنَا
Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari ['Ikrimah] ia berkata: " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat pada hari senin namun jasad beliau belum juga dimakamkan hari itu, malamnya, dan hari esoknya, sehingga dimakamkan pada malam rabu, mereka berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum wafat, hanya saja beliau naik (ke langit) dengan ruhnya sebagaimana Musa 'Aalaihissalam dinaikkan, Lalu Umar Radliyallahu'anhu berdiri seraya berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum wafat, akan tetapi beliau dinaikkan bersama ruhnya (ke langit) sebagaimana Musa 'Aalaihissalam dinaikkan. Demi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak meninggal sampai ia memotong tangan-tangan serta lidah-lidah mereka. Umar Radliyallahu'anhu terus berkata (demikian) sampai berbusa kedua sudut mulutnya sebab ancaman dan perkataannya. Kemudian Abbas Radliyallahu'anhu berdiri seraya berkata: "Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah meninggal dunia, karena beliau adalah manusia biasa, dan beliau berubah sebagaimana berubahnya manusia, maka makamkanlah sahabat kalian, sungguh beliau lebih mulia di sisi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala daripada ia diwafatkan dua kali, mungkinkah kalian diwafatkan sekali dan beliau diwafatkan dua kali padahal beliau lebih mulia di sisi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala dari mereka? Wahai kaum, makamkanlah sahabat kalian, maka jika beliau seperti apa yang kalian katakan, niscaya tidak sulit bagi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala untuk mencarikan tanah pemakamannya. Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau tidak meninggal sampai meninggalkan manhaj yang jelas, beliau menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, menikahkan dan menceraikan, berperang dan berdamai. Dan tidak ada seorang penggembala pun yang lebih lelah dan lebih capek mengikuti kambingnya sampai puncak-puncak gunung, ia jatuhkan pohon-pohon berduri dengan tongkatnya, ia perbaiki telaga airnya dengan tangannya, daripada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sekarang beliau ada diantara kalian, maka makamkanlah sahabat kalian ini". Ia berkata: "Dan Ummu Aiman Radliyallahu'anha pun menangis, lalu ditanyakan kepadanya, 'Wahai Ummu Aiman, apakah kamu menangisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' ia menjawab: 'Demi Allah, aku tidak menangisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketahuilah olehmu bahwa aku lebih tahu beliau telah pergi ke negeri yang lebih baik daripada dunia ini, namun aku menangis karena berita langit (wahyu) Telah terputus'. " Hammad Rahimahullah: "Ayyub menangis tersedu-sedu ketika ucapan Ummu Aiman sampai di sini.
Musnad Darimi | No: 84
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ سَعِيدٍ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ هُوَ ابْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنِي يَعِيشُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنِي مَكْحُولٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ مُصِيبَةٌ فَلْيَذْكُرْ مُصِيبَتَهُ بِي فَإِنَّهَا مِنْ أَعْظَمِ الْمَصَائِبِ
Telah mengabarkan kepada kami [Abdul Wahab bin Sa'id Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib Ibnu Ishaq], telah menceritakan kepada kami [Al 'Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Ya'isy bin Al Walid] telah menceritakan kepadaku [Makhul] Bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Apabila salah seorang diantara kalian terkena musibah, maka bayangkanlah musibah yang menimpanya itu menimpaku, maka itu merupakan musibah yang paling besar".
Musnad Darimi | No: 85
أَخْبَرَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا فِطْرٌ عَنْ عَطَاءٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ مُصِيبَةٌ فَلْيَذْكُرْ مُصَابَهُ بِي فَإِنَّهَا مِنْ أَعْظَمِ الْمَصَائِبِ
Telah mengabarkan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Fithr] dari ['Atha`] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: " Jika suatu musibah menimpa seseorang dari kalian maka bayangkanlah musibah itu menimpaku, maka hal itu adalah termasuk musibah yang terbesar".
Musnad Darimi | No: 86
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي خَلَفٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ مَا سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَذْكُرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَطُّ إِلَّا بَكَى
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ahmad bin Abu Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr bin Muhammad] dari [ayahnya] ia berkata: " Aku sama sekali tidak mendengar [Ibnu Umar] ingat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selain ia menangis".
Musnad Darimi | No: 87
أَخْبَرَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ فَاطِمَةَ قَالَتْ يَا أَنَسُ كَيْفَ طَابَتْ أَنْفُسُكُمْ أَنْ تَحْثُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التُّرَابَ وَقَالَتْ يَا أَبَتَاهْ مِنْ رَبِّهِ مَا أَدْنَاهْ وَا أَبَتَاهْ جَنَّةُ الْفِرْدَوْسِ مَأْوَاهْ وَا أَبَتَاهْ إِلَى جِبْرِيلَ نَنْعَاهْ وَا أَبَتَاهْ أَجَابَ رَبًّا دَعَاهْ قَالَ حَمَّادٌ حِينَ حَدَّثَ ثَابِتٌ بَكَى و قَالَ ثَابِتٌ حِينَ حَدَّثَ أَنَسٌ بَكَى
Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas bin Malik] Radliyallahu'anhu Bahwasannya [Fatimah] Radliyallahu'anha bertanya: " Wahai Anas, bagaimana dirimu senang menaburkan tanah pada (makam) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dan Fatimah seraya melantunkan uneg-unegnya: "Wahai ayahku yang alangkah dekatnya dengan Rabbnya, wahai ayahku yang surga firdaus adalah tempat kembalinya, wahai ayahku yang kepada Jibril 'Aalaihissalam kami memberitahukan kematiannya, wahai ayahku yang dia memenuhi Rabb(nya) ketika memanggilnya". Hammad Rahimahullah berkata: "Ketika Tsabit menyampaikan hadis ini, ia menangis". Tsabit berkata: "Anas Radliyallahu'anhu ketika menyampaikan hadis ini beliau menangis".
Musnad Darimi | No: 88
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ وَذَكَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ شَهِدْتُهُ يَوْمَ دَخَلَ الْمَدِينَةَ فَمَا رَأَيْتُ يَوْمًا قَطُّ كَانَ أَحْسَنَ وَلَا أَضْوَأَ مِنْ يَوْمٍ دَخَلَ عَلَيْنَا فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَهِدْتُهُ يَوْمَ مَوْتِهِ فَمَا رَأَيْتُ يَوْمًا كَانَ أَقْبَحَ وَلَا أَظْلَمَ مِنْ يَوْمٍ مَاتَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] Radliyallahu'anhu ia mengenang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, " Aku menyaksikan beliau ketika memasuki Madinah, aku tidak pernah melihat hari yang lebih baik dan lebih cerah daripada hari saat kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke Madinah, dan aku juga menyaksikan hari wafatnya, maka aku tidak melihat satu hari yang lebih buruk dan lebih gelap daripada hari wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ".
Musnad Darimi | No: 89
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُطِيعٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ أَبِي عَبْدِ الْجَلِيلِ عَنْ أَبِي حَرِيزٍ الْأَزْدِيِّ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَجِدُكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَائِمًا عِنْدَ رَبِّكَ وَأَنْتَ مُحْمَارَّةٌ وَجْنَتَاكَ مُسْتَحْيٍ مِنْ رَبِّكَ مِمَّا أَحْدَثَتْ أُمَّتُكَ مِنْ بَعْدِكَ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muthi'] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Abdul Jalil] dari [Abu Hariz Al Azdi] ia berkata: "Abdullah bin Salam berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: 'Wahai Rasulullah, kami melihat kamu berdiri di sisi Rabbmu, dan wajahmu memerah (menjadi agak merah) sedang keningmu malu terhadap Rabbmu akibat tindakan yang diada-adakan oleh umatmu setelah kamu (wafat) ".
Musnad Darimi | No: 90
أَخْبَرَنَا الْقَاسِمُ بْنُ كَثِيرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ شُرَيْحٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الْقُرَشِيِّ عَنْ أَبِي قُرَّةَ مَوْلَى أَبِي جَهْلٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ هَذِهِ السُّورَةَ لَمَّا أُنْزِلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَخْرُجُنَّ مِنْهَا أَفْوَاجًا كَمَا دَخَلُوهُ أَفْوَاجًا
Telah mengabarkan kepada kami [Al Qasim bin Katsir] ia berkata: "aku mendengar [Abdurrahman bin Syuraih] menceritakan dari [Abu Al Aswad Al Qurasyi] dari [Abu Farwah] -bekas budak Abu Jahl- dari [Abu Hurairah] Radliyallahu'anhu Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya ketika surat ini diturunkan "IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATHU WA RAITANNASA YADKHULUNA FI DIINILLAHI AFWAAJAA" (Apabila telah datang pertolongan Allah Suhaanallahu wa Ta'ala dan kemenangan. Dan kamu melihat manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong) -Qs. An Nashr: 1-2-. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Sungguh mereka akan keluar dari (agama) nya secara berbondong-bondong sebagaimana mereka masuk ke dalamnya juga secara berbondong-bondong".
Musnad Darimi | No: 91
أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرٍ الْمِصْرِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ أَبِي أَيُّوبَ الْخُزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيِّ عَنْ مَعْرُوفِ بْنِ خَرَّبُوذَ الْمَكِّيِّ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ دَخَلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْأَهْتَمِ عَلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ مَعَ الْعَامَّةِ فَلَمْ يُفْجَأْ عُمَرُ إِلَّا وَهُوَ بَيْنَ يَدَيْهِ يَتَكَلَّمُ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْخَلْقَ غَنِيًّا عَنْ طَاعَتِهِمْ آمِنًا لِمَعْصِيَتِهِمْ وَالنَّاسُ يَوْمَئِذٍ فِي الْمَنَازِلِ وَالرَّأْيِ مُخْتَلِفُونَ فَالْعَرَبُ بِشَرِّ تِلْكَ الْمَنَازِلِ أَهْلُ الْحَجَرِ وَأَهْلُ الْوَبَرِ وَأَهْلُ الدَّبَرِ يُحْتَازُ دُونَهُمْ طَيِّبَاتُ الدُّنْيَا وَرَخَاءُ عَيْشِهَا لَا يَسْأَلُونَ اللَّهَ جَمَاعَةً وَلَا يَتْلُونَ لَهُ كِتَابًا مَيِّتُهُمْ فِي النَّارِ وَحَيُّهُمْ أَعْمَى نَجِسٌ مَعَ مَا لَا يُحْصَى مِنْ الْمَرْغُوبِ عَنْهُ وَالْمَزْهُودِ فِيهِ فَلَمَّا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَنْشُرَ عَلَيْهِمْ رَحْمَتَهُ بَعَثَ إِلَيْهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ { عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ } صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فَلَمْ يَمْنَعْهُمْ ذَلِكَ أَنْ جَرَحُوهُ فِي جِسْمِهِ وَلَقَّبُوهُ فِي اسْمِهِ وَمَعَهُ كِتَابٌ مِنْ اللَّهِ نَاطِقٌ لَا يُقَدَّمُ إِلَّا بِأَمْرِهِ وَلَا يُرْحَلُ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَلَمَّا أُمِرَ بِالْعَزْمَةِ وَحُمِلَ عَلَى الْجِهَادِ انْبَسَطَ لِأَمْرِ اللَّهِ لَوْثُهُ فَأَفْلَجَ اللَّهُ حُجَّتَهُ وَأَجَازَ كَلِمَتَهُ وَأَظْهَرَ دَعْوَتَهُ وَفَارَقَ الدُّنْيَا تَقِيًّا نَقِيًّا ثُمَّ قَامَ بَعْدَهُ أَبُو بَكْرٍ فَسَلَكَ سُنَّتَهُ وَأَخَذَ سَبِيلَهُ وَارْتَدَّتْ الْعَرَبُ أَوْ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ مِنْهُمْ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَ مِنْهُمْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا الَّذِي كَانَ قَابِلًا انْتَزَعَ السُّيُوفَ مِنْ أَغْمَادِهَا وَأَوْقَدَ النِّيرَانَ فِي شُعُلِهَا ثُمَّ رَكِبَ بِأَهْلِ الْحَقِّ أَهْلَ الْبَاطِلِ فَلَمْ يَبْرَحْ يُقَطِّعُ أَوْصَالَهُمْ وَيَسْقِي الْأَرْضَ دِمَاءَهُمْ حَتَّى أَدْخَلَهُمْ فِي الَّذِي خَرَجُوا مِنْهُ وَقَرَّرَهُمْ بِالَّذِي نَفَرُوا عَنْهُ وَقَدْ كَانَ أَصَابَ مِنْ مَالِ اللَّهِ بَكْرًا يَرْتَوِي عَلَيْهِ وَحَبَشِيَّةً أَرْضَعَتْ وَلَدًا لَهُ فَرَأَى ذَلِكَ عِنْدَ مَوْتِهِ غُصَّةً فِي حَلْقِهِ فَأَدَّى ذَلِكَ إِلَى الْخَلِيفَةِ مِنْ بَعْدِهِ وَفَارَقَ الدُّنْيَا تَقِيًّا نَقِيًّا عَلَى مِنْهَاجِ صَاحِبِهِ ثُمَّ قَامَ بَعْدَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَمَصَّرَ الْأَمْصَارَ وَخَلَطَ الشِّدَّةَ بِاللِّينِ وَحَسَرَ عَنْ ذِرَاعَيْهِ وَشَمَّرَ عَنْ سَاقَيْهِ وَأَعَدَّ لِلْأُمُورِ أَقْرَانَهَا وَلِلْحَرْبِ آلَتَهَا فَلَمَّا أَصَابَهُ قَيْنُ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَمَرَ ابْنَ عَبَّاسٍ يَسْأَلُ النَّاسَ هَلْ يُثْبِتُونَ قَاتِلَهُ فَلَمَّا قِيلَ قَيْنُ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ اسْتَهَلَّ يَحْمَدُ رَبَّهُ أَنْ لَا يَكُونَ أَصَابَهُ ذُو حَقٍّ فِي الْفَيْءِ فَيَحْتَجَّ عَلَيْهِ بِأَنَّهُ إِنَّمَا اسْتَحَلَّ دَمَهُ بِمَا اسْتَحَلَّ مِنْ حَقِّهِ وَقَدْ كَانَ أَصَابَ مِنْ مَالِ اللَّهِ بِضْعَةً وَثَمَانِينَ أَلْفًا فَكَسَرَ لَهَا رِبَاعَهُ وَكَرِهَ بِهَا كَفَالَةَ أَوْلَادِهِ فَأَدَّاهَا إِلَى الْخَلِيفَةِ مِنْ بَعْدِهِ وَفَارَقَ الدُّنْيَا تَقِيًّا نَقِيًّا عَلَى مِنْهَاجِ صَاحِبَيْهِ ثُمَّ إِنَّكَ يَا عُمَرُ بُنَيُّ الدُّنْيَا وَلَّدَتْكَ مُلُوكُهَا وَأَلْقَمَتْكَ ثَدْيَيْهَا وَنَبَتَّ فِيهَا تَلْتَمِسُهَا مَظَانَّهَا فَلَمَّا وُلِّيتَهَا أَلْقَيْتَهَا حَيْثُ أَلْقَاهَا اللَّهُ هَجَرْتَهَا وَجَفَوْتَهَا وَقَذِرْتَهَا إِلَّا مَا تَزَوَّدْتَ مِنْهَا فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَلَا بِكَ حَوْبَتَنَا وَكَشَفَ بِكَ كُرْبَتَنَا فَامْضِ وَلَا تَلْتَفِتْ فَإِنَّهُ لَا يَعِزُّ عَلَى الْحَقِّ شَيْءٌ وَلَا يَذِلُّ عَلَى الْبَاطِلِ شَيْءٌ أَقُولُ قَوْلِي وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَكَانَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ يَقُولُ فِي الشَّيْءِ قَالَ لِيَ ابْنُ الْأَهْتَمِ امْضِ وَلَا تَلْتَفِتْ
Telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar Al Mishri] dari [Sulaiman Abu Ayyub Al Khuza'i] dari [Yahya bin Sa'id Al Umawi] dari [Ma'ruf bin Kharrabudz Al Makki] dari [Khalid bin Ma'dan] ia berkata: " [Abdullah bin Al Ahtam] menemui 'Umar bin Abdul'aziz bersama masyarakat. Umar belum berbuat apa-apa, tiba-tiba Abdullah bin Al Ahtam Rahimahullah sudah berdiri di depannya dan langsung tampil berbicara, beliau memuji Allah Subhaanallahu wa Ta'ala dan menyanjung-Nya, kemudian ia berkata: " Amma ba'd. Sesungguhnya Allah Subhaanallahu wa Ta'ala menciptakan manusia dan Dia tidak membutuhkan ketaatan mereka, Dia senantiasa aman dari kemaksiatan mereka. Saat itu manusia berada pada tingkatan dan cara pandang yang berbeda-beda, dan bangsa Arab berada pada tingkatan paling bejat. Penduduk kota, penduduk desa dan penduduk pegunungan terhalang dari kebaikan dunia dan kenikmatannya, secara umum mereka tidak kenal meminta kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, dan tidak membaca kitab-Nya, mereka yang mati berada di neraka dan mereka yang hidup dalam kondisi buta dari hidayah dan najis, pada mereka sekian banyak persoalan yang menjijikkan dan merisihkan yang jumlahnya tidak terhitung. Ketika Allah Subhaanallahu wa Ta'ala ingin menebarkan rahmat-Nya kepada mereka, Ia utus seorang Rasul dari mereka, yang beliau mempunyai sifat "'AZIIZUN 'ALAIHIM MA ANITTUM HARIISUN 'ALAIKUM BIL MU`MININA RAUFURRAHIIM" (Berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu`min) -Qs. At Taubah: 128. Semoga Allah Subhaanallahu wa Ta'ala melimpahkan shalawat, kesejahteraan, rahmat, dan keberkahan-Nya kepadanya. Namun dengan ke semua sifat baik beliau ini, tidak juga menghalangi mereka untuk melukai tubuhnya, menggelarinya gelar buruk pada namanya, padahal ia membawa kitab yang berbicara dari Allah, beliau tidak menyampaikan selain apa yang diperintah-Nya, ia tidak pergi kecuali seijin-Nya. Maka tatkala ia diperintah untuk memantapkan hati, memikul beban jihad, kekuatannya membentang demi melaksanakan perintah Allah Subhaanallahu wa Ta'ala sehingga Allah menampakkan hujjah-Nya dan melestarikan kalimat-Nya, serta menampakkan dakwahnya. Dan beliau meninggal dunia dalam keadaan bertakwa dan bersih. Kemudian Abu Bakar Radliyallahu'anhu menggantikan beliau dan mengikuti sunnahnya, mengambil jalannya, namun (sebagian orang) bangsa Arab murtad atau siapa saja diantara mereka yang berbuat demikian, maka Abu Bakar menolak menerima mereka setelah (wafatnya) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selain orang-orang yang mau menerima dirinya menghunus pedang dari sarungnya dan menyalakan api agar tetap dengan suluhnya (menerima kebijakan perangnya), kemudian dengan para pembela kebenaran ia memberantas pemuja kebatilan. Beliau tiada henti melakukan peperangan dan menyirami bumi dengan darah mereka, hingga ia benar-benar mengembalikan mereka ke pangkuan agama yang mereka tinggalkan, dan memantapkan mereka kembali ke dalam ajaran yang mereka singkiri. Dan beliau dapatkan harta Allah (ghanimah) berupa unta-unta muda, yang beliau sampai puas karenanya, serta beliau dapatkan wanita Habasyah yang menyusukan anaknya, yang selanjutnya beliau duga saat kematiannya sebagai penyumbat tenggorokannya. Akhirnya beliau serahkan tugas ini kepada khalifah setelahnya, dan beliau meninggalkan dunia dalam keadaan takwa dan bersih dengan memegang teguh manhaj temannya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam). Kemudian Umar bin Khattab menjadi khalifah setelahnya; ia membangun dan memakmurkan beberapa kota, ia menggabungkan ketegasan dengan kelembutan, ia singsingkan kain lengan dan kain betisnya (maksudnya bekerja keras semaksimal kemampuan), ia atur segala hal yang meruanglingkupi persoalan, dan ia persiapkan semua peralatan berperang, maka ketika budak Mughirah bin Syu`bah Radliyallahu'anhu menikamnya, beliau menyuruh Ibnu Abbas Radliyallahu'anhu untuk bertanya kepada manusia, "Apakah orang-orang telah memastikan sang pembunuhnya?" Ketika ada berita bahwa pembunuhnya adalah "Budak Mughirah bin Syu`bah" ia berteriak keras memuji Tuhannya, karena yang menikamnya bukanlah orang yang mempunyai hak dalam fai` hingga ia dapat berdalih bahwa ia menghalalkan darahnya dengan alasan menghalalkan haknya. Telah Umar hasilkan sekitar delapan puluh ribu lebih harta Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, dan bahkan ia jual rumahnya karena beliau khawatir jangan-jangan sebagai tanggungan anak-anaknya. Kemudian ia serahkan harta-harta ini kepada khalifah yang setelahnya, dan ia (Umar Radliyallahu'anhu) meninggalkan dunia dalam keadaan bertakwa dan bersih sesuai dengan manhaj sahabatnya. Kemudian wahai Umar bin Abd Aziz, dunia telah melahirkan kerajaan untukmu dan memberi kedua putingnya kepadamu, dan kamu tumbuh di sana mencari tempat keberadaannya, ketika kamu diberi kekuasaan itu, justru malah kamu lemparkan ke tempat Allah Subhaanallahu wa Ta'ala lemparkan, kamu tinggalkan, kamu anggap hina, dan kamu anggap kotor kecuali yang kau ambil sebagai bekal. Segala puji bagi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, yang kerena sebab-Mu bersihlah dosa kami, tersingkaplah malapetaka kami, maka teruslah engkau berjalan, jangan menoleh, karena tidak ada sesuatu yang mengalahkan yang benar, dan tidak ada sesuatu yang takluk menghadapi kebatilan. Cukuplah aku mengucapkan perkataanku ini, aku memohon ampun kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala untukku dan untuk kaum mu`minin dan kaum mu`minat". Khalid bin Ma'dan Rahimahullah berkata: "Kemudian Umar bin Abdul Aziz berbicara suatu hal". Ibnu Haitsam berkata kepadaku: "Jalan terus dan jangan menoleh ke belakang. "
Musnad Darimi | No: 92
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَالِكٍ النُّكْرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو الْجَوْزَاءِ أَوْسُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قُحِطَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ قَحْطًا شَدِيدًا فَشَكَوْا إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَتْ انْظُرُوا قَبْرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاجْعَلُوا مِنْهُ كِوًى إِلَى السَّمَاءِ حَتَّى لَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ السَّمَاءِ سَقْفٌ قَالَ فَفَعَلُوا فَمُطِرْنَا مَطَرًا حَتَّى نَبَتَ الْعُشْبُ وَسَمِنَتْ الْإِبِلُ حَتَّى تَفَتَّقَتْ مِنْ الشَّحْمِ فَسُمِّيَ عَامَ الْفَتْقِ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Malik An Nukri] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Jauza` Aus bin Abdullah], ia berkata: "Suatu hari penduduk Madinah dilanda kekeringan yang sangat hebat, dan saat itu mereka mengadu kepada [Aisyah] Radliyallahu'anha, kemudian ia berkata: "Pergilah ke kubur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, buatlah lubang ke arah langit dan jangan sampai ada atap diantaranya dengan langit. Kemudian Abu Al Jauza` melanjutkan kisahnya: " kemudian masyarakat Madinah melakukan apa yang diperintahkan Aisyah Radliyallahu'anha, setelah itu, turunlah hujan dan rerumputan pun tumbuh dan ternak-ternak menjadi sehat. Karenanya tahun tersebut disebut dengan tahun kemenangan".
Musnad Darimi | No: 93
أَخْبَرَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ لَمَّا كَانَ أَيَّامُ الْحَرَّةِ لَمْ يُؤَذَّنْ فِي مَسْجِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا وَلَمْ يُقَمْ وَلَمْ يَبْرَحْ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ مِنْ الْمَسْجِدِ وَكَانَ لَا يَعْرِفُ وَقْتَ الصَّلَاةِ إِلَّا بِهَمْهَمَةٍ يَسْمَعُهَا مِنْ قَبْرِ النَّبِيِّ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ
Telah mengabarkan kepada kami [Marwan bin Muhammad] dari [Sa'id bin Abdul Aziz] ia berkata: " Ketika terjadi musim kering yang dahsyat, tidak ada adzan di masjid Nabawi sebanyak tiga kali, dan tidak pula iqamah. Dan, [Sa'id bin Al Musayyib] tidak keluar dari masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia tidak mengetahui waktu shalat kecuali setelah mendengar suara-suara dari arah kubur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian ia menyebutkan maknanya.
Musnad Darimi | No: 94
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ حَدَّثَنِي خَالِدٌ هُوَ ابْنُ يَزِيدَ عَنْ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي هِلَالٍ عَنْ نُبَيْهِ بْنِ وَهْبٍ أَنَّ كَعْبًا دَخَلَ عَلَى عَائِشَةَ فَذَكَرُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَعْبٌ مَا مِنْ يَوْمٍ يَطْلُعُ إِلَّا نَزَلَ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ حَتَّى يَحُفُّوا بِقَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضْرِبُونَ بِأَجْنِحَتِهِمْ وَيُصَلُّونَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا أَمْسَوْا عَرَجُوا وَهَبَطَ مِثْلُهُمْ فَصَنَعُوا مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى إِذَا انْشَقَّتْ عَنْهُ الْأَرْضُ خَرَجَ فِي سَبْعِينَ أَلْفًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ يَزِفُّونَهُ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Shalih] telah menceritakan kepadaku, [Al Laits] telah menceritakan kepadaku, [Khalid Ibnu Yazid], dari [Sa`id Ibnu Abu Hilal] dari [Nubaih bin Wahb] bahwasanya Ka'ab masuk mengunjungi Aisyah Radliyallahu'anha. Kemudian para sahabat menyebut-nyebut nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, [Ka'ab] berkata: " Tiada satu hari pun (terlewati) kecuali turun seribu malaikat sehingga mengelilingi makam Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka mengepakkan sayapnya dan bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sampai apabila sore hari tiba, mereka naik (ke atas langit,) dan turunlah malaikat semisal dan melakukan perbuatan semisal yang tadi, hingga apabila bumi ini terbelah, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam keluar diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat".
Musnad Darimi | No: 95
أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ أَخْبَرَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْفَجْرِ ثُمَّ وَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسَنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَالْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ و قَالَ أَبُو عَاصِمٍ مَرَّةً وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Ashim] telah mengabarkan kepada kami [Tsaur bin Yazid] telah menceritakan kepadaku [Khalid bin Ma'dan] dari [Abdur Rahman bin 'Amr] dari ['Irbadl bin Sariah] ia berkata; " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat subuh bersama kami, kemudian beliau memberikan wejangan dengan wejangan yang sangat dalam hingga air mata (kami) bercucuran dan bergetarlah hati- hati (kami), kemudian seseorang bertanya; " wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seakan-akan wejangan ini adalah wejangan penutup (yang engkau berikan), maka berikanlah kami wasiat. Lalu Beliau berkata: " Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala dan selalu mendengar dan ta'at (kepada para pemimpin), meskipun ia seorang budak dari Habasyah, sesungguhnya barang siapa diantara kalian yang hidup setelahku niscaya ia melihat perbedaan yang banyak, maka kalian harus mengikuti sunnahku dan sunnah khulafa`urrasyidin yang lurus, gigitlah dengan gigi geraham kalian (peganglah dengan teguh), berhati-hatilah dengan segala sesuatu yang baru (perkara bid`ah), karena sesuatu yang baru itu bid`ah". Abu 'Ashim berkata: "Hendaklah kalian berhati-hati terhadap perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid`ah itu sesat".
Musnad Darimi | No: 96
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ يُونُسَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ كَانَ مَنْ مَضَى مِنْ عُلَمَائِنَا يَقُولُونَ الِاعْتِصَامُ بِالسُّنَّةِ نَجَاةٌ وَالْعِلْمُ يُقْبَضُ قَبْضًا سَرِيعًا فَنَعْشُ الْعِلْمِ ثَبَاتُ الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَفِي ذَهَابِ الْعِلْمِ ذَهَابُ ذَلِكَ كُلِّهِ
Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al `Auza'i] dari [Yunus bin Yazid] dari [Az Zuhri] ia berkata: "Tak terlewat satu pun dari ulama-ulama kita melainkan mereka berkata: ' Berpegang teguh kepada sunnah merupakan kesuksesan, dan ilmu akan dicabut dengan cepat, penegakkan ilmu itu merupakan penegakkan agama dan dunia, dan dengan hilangnya ilmu maka hilanglah semua itu".
Musnad Darimi | No: 97
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي عَمْرٍو السَّيْبَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الدَّيْلَمِيِّ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ أَوَّلَ الدِّينِ تَرْكًا السُّنَّةُ يَذْهَبُ الدِّينُ سُنَّةً سُنَّةً كَمَا يَذْهَبُ الْحَبْلُ قُوَّةً قُوَّةً
Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al `Auza'i] dari [Yahya bin Abu 'Amr As Saibani] dari [Abdullah bin Ad Dailami] ia berkata: "Telah sampai (kabar) kepadaku bahwa yang paling pertama dari masalah agama yang ditinggalkan adalah sunnah, agama ini akan hilang sunnahnya satu persatu sebagaimana terputusnya seutas tali sedikit demi sedikit".
Musnad Darimi | No: 98
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ حَسَّانَ قَالَ مَا ابْتَدَعَ قَوْمٌ بِدْعَةً فِي دِينِهِمْ إِلَّا نَزَعَ اللَّهُ مِنْ سُنَّتِهِمْ مِثْلَهَا ثُمَّ لَا يُعِيدُهَا إِلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al `Auza'i] dari [Hassan] ia berkata: " Tidaklah suatu kaum membuat satu bid`ah dalam agama mereka melainkan Allah Subhaanallahu wa Ta'ala akan mencabut dari sunnah mereka seperti bagian bid`ah (yang mereka perbuat) kemudian Dia tidak mengembalikan lagi sunnah tersebut sampai hari kiamat".
Musnad Darimi | No: 99
أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ مَا ابْتَدَعَ رَجُلٌ بِدْعَةً إِلَّا اسْتَحَلَّ السَّيْفَ
Telah mengabarkan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Kilabah] ia berkata: " Tidaklah seorang berbuat bid`ah kecuali ia menghalalkan pedang ditebaskan".
Musnad Darimi | No: 100
أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ إِنَّ أَهْلَ الْأَهْوَاءِ أَهْلُ الضَّلَالَةِ وَلَا أَرَى مَصِيرَهُمْ إِلَّا النَّارَ فَجَرِّبْهُمْ فَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْهُمْ يَنْتَحِلُ قَوْلًا أَوْ قَالَ حَدِيثًا فَيَتَنَاهَى بِهِ الْأَمْرُ دُونَ السَّيْفِ وَإِنَّ النِّفَاقَ كَانَ ضُرُوبًا ثُمَّ تَلَا { وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ } { وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ } { وَمِنْهُمْ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ } فَاخْتَلَفَ قَوْلُهُمْ وَاجْتَمَعُوا فِي الشَّكِّ وَالتَّكْذِيبِ وَإِنَّ هَؤُلَاءِ اخْتَلَفَ قَوْلُهُمْ وَاجْتَمَعُوا فِي السَّيْفِ وَلَا أَرَى مَصِيرَهُمْ إِلَّا النَّارَ قَالَ حَمَّادٌ ثُمَّ قَالَ أَيُّوبُ عِنْدَ ذَا الْحَدِيثِ أَوْ عِنْدَ الْأَوَّلِ وَكَانَ وَاللَّهِ مِنْ الْفُقَهَاءِ ذَوِي الْأَلْبَابِ يَعْنِي أَبَا قِلَابَةَ
Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] ia berkata: " Sesungguhnya pemuja hawa nafsu adalah orang-orang yang sesat, dan aku tidak melihat akhir perjalanan yang mereka tempuh kecuali neraka. Ujilah mereka itu. Tidak ada seorang pun dari mereka yang menyitir perkataan atau berkata, hingga persoalannya tiada lain adalah pedang. Sesungguhnya kemunafikan sudah menjadi ciri khas mereka. Kemudian ia membaca ayat "WA MINHUM MAN 'AHADALLAHA' (Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala) -Qs. At Taubah: 75-, dan ayat "WA MINHUM MAN YALMIZUKA FIS SHADAQAAT' (Dan diantara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat) -Qs. At Taubah: 58-, dan ayat "WAMINHUMULLADZINA YU`DZUUNANABIYYA' (Dan diantara mereka 'orang-orang munafik' ada yang menyakiti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) -Qs. Attaubah: 116-,. Kemudian mereka berbeda pendapat dan berselisih, dan akhirnya mereka berkumpul dalam keraguan dan kedustaan,. Sesungguhnya mereka berbeda pendapat dan bersatu dalam gelayut pedang. Dan aku tidak melihat perjalanan mereka kecuali ke neraka". Hammad berkata: "Ayyub berkata tentang hadis ini atau hadis awal, demi Allah Subhaanallahu wa Ta'ala, ia termasuk salah seorang pakar fikih yang sangat cerdas, maksudku adalah Abu Qilabah".